JENESYS 2015: AM I DREAMING? (PART 2) - MARYAM IN JAPAN

6:33 AM

Setelah sekian lama gak dilanjutin ceritanya, akhirnya aku baru bisa menepati janjiku buat nulis lagi kelanjutan cerita JENESYS 2015 dan selama Maryam di Jepang . Insya Allah di part yang ditulis bukan cerita pengalaman dalam satu hari aja tapi dalam beberapa hari selama aku di Japon. Mungkin agak panjang, jangan bosen dan ngantuk ya. Well.. Enjoy!

JAPAN DAY 2

Hari ini kami mendapat kesempatan untuk mengunjungi kantor ASEAN-Japan Center untuk mendengarkan perkuliahan dari para ahli yang ada disana mengenai “Roles and Activities of the ASEAN-Japan Relations” dan kami disana bertemu dengan orang Indonesia (seneng banget) yang merupakan salah satu pembicara di kegiatan lecture tersebut yaitu Bapak Danajaya Axioma dan beliau merupakan Acting Secretary General di ASEAN-Japan Center. Keren kan orang Indonesia?!. Beliau berpesan kepada kami delegasi dari Indonesia (pake bahasa Indonesia) Kalian harus ambil sebanyak banyaknya ilmu disini, curi sebanyak banyaknya karena Jepang udah meraup keuntungan sebanyak banyaknya dari Indonesia. Aku dalam hati, SIAP PAK!!
Dari kantor ASEAN Japan Center kami langsung meluncur ke ODAIBA untuk makan siang disana. Nama restorannya kalau gak salah Tanto Tanto, Italian Restaurant. Kami senang karena Ayam disini HALAL. Aglio Olionya juga enak banget. Padahal udah makan Aglio Olio tetep aja nambah nasi soalnya sayang ayamnya banyak banget, dan kami makan French fries juga (dasar perut karet) gapapa perut kenyang hatipun senang. Setelah makan siang kami lanjut ke HARAJUKU. Yeay!!

image


















image

Group C (Cr: Kampun-Laos)
Siapa yang gak kenal Harajuku. Gaya fashion harajuku pernah booming banget dan jadi ternd di kalangan anak muda Indonesia (apa sih yang gak booming di Indonesia?!)
FYI
Harajuku refers to the area around Tokyo’s Harajuku Station, which is between Shinjuku and Shibuya on the Yamanote Line. It is the centre of Japan,s most extreme teenage cultures and fashion style, but also offers shopping for adults and some historic sight. The focal point of  Harajuku’s teenage culture is Takeshita Dori (takeshita Street) and its side street which are lined by many trendy shop, fashion boutiques, used clothes store, crepe stands and fast food outlets geared towards the fashion and trend conscious teens.In order to experience the teenage culture at its most extreme, visit Harajuku on a Sunday when many young people gather around Harajuku Station and engage in cosplay, dressed up in eccentric costumes to resemble anime character, punk musicians, etc.
Source http://japan-guide.com

Sebelum ke Takeshita Street dan Omotesando yang hitz itu, kami terlebih dahulu mengunjungi Meiji Jingu Shrine yang mengharuskan kami untuk jalan masuk ke hutan yang merupakan akses masuk ke Meiji Jingu. Meiji Jingu Shrine ini merupakan Kuil Shinto yang dideikasikan untuk arwah sang Kaisar Meiji dan istrinya, Empress Shoken. 

Aku super sangat terkesan banget sama Meiji Jingu Shrine ini karena ada hutan rimbun yang sejuk di jantung kota Tokyo. Hutannya rapi dan bersih banget deh gak ada deh botol Aq*a berserakan. Dari awal kedatanganku ke Jepang, aku udah pay attention ke WC yang ada di Jepang. Aku masuk ke WC yang ada di hutan Meji Jingu ini cuma pengen liat aja WC-nya kaya gimana. As I guest, WC nya bersih, Hightech dan gak bau. Kalau mau bandingin sama WC umum di Indonesia apalagi yang ada di hutan/taman/ tempat wisata, disitu saya sangat merasa menghkhianati “Annadhofatu Mina Al Imaan”.
image
Cr: Hiro-san
image
gak nemu sampah kan? (jangan anggap yang ini sampah pliss)
Dari sana kami lurus masuk ke kawasan Harajuku berbekal peta konvensional alias peta kertas remember none of us have an internet access, so NO GPS at all. Kami langsung masuk ke Takeshita Street karena disana banyak banget toko-toko dari mulai toko serba 100 yen, makanan, minimarket, baju, sepatu, banyak banget pokoknya.

Takeshita Street ini merupakan “The symbol of Harajuku” dan tempat lahirnya berbagai macam Japan’s Fashion Trend. Jalan ini gak terlalu panjang dengan panjang cuma 400 meter dan mungkin lebih cocok dibilang “Gang” kali yah kalau menurut istilah Indonesianya mah karena emang gak ada kendaraan yang masuk juga. Dan konon katanya kalau weekend, Jalanan ini rame banget (gatau lagi deh ramenya kaya gimana, kemaren aja itu kita ramee banget padahal bukan weekend). Disini kami ketemu orang Indonesia lagi (Yeay!) namanya Mbak Reni, beliau jadi Tourist guide yang bisa berbahasa Indonesia dan Japan yang setia bantuin kita untuk terjemahin tulisan kanji kanji Jepang. 
FYI, di Takeshita Dori ini ada toko yang menjual KitKat aneka rasa dengan harga murah tapi barang gak expired (sebenernya banyak sih toko yang jual) kalau di konversikan ke rupiah mungkin harganya sekitar Rp23.000,- satu bungkusnya. Lokasinya ada di depan deket sama gapura atau McDonald kalau ga salah selisihnya bisa sampe 50 yen lah sama yang di jual di AEON. (Shopping Tips)
image













Dari Takeshita Dori, kami sempet nyusurin Omotesando, Omotesando ini terkenal sebagai Champ-Elysees nya Tokyo dengan panjang jalan kira-kira 1 kilometer. Sama disini juga banyak shops dari mulai butik, restoran, termasuk toko baju dengan merek-merek terkenal. Tapi sayang bangeettt aku gak sempet belanja disini karena terlalu sibuk bandingin harga KitKat (pliss banget) dan emang waktu yang dikasih sama committe-nya juga singkat sih. Ingeet orang jepang itu Ontime jadi kita gak boleh telat buat kumpul di meeting poin. Mungkin kalau dikasih waktunya yang banyak dompet berbi udah jebol kali yah padahal baru 2 hari hidup di Jepang. 
image
Sebenernya aku sedih waktu di harajukunya karena gak sempet foto sama orang yang pake baju aneh-aneh dengan rambut ala ala kemoceng yang lucu banget. hiks maybe next time. i mean soon!
image
Dari Harajuku kita jalan sedikit ke kawasan Shibuya untuk makan malam (tapi gak sempet foro di Shibuya-crossing). Kami makan di Restoran Malaysia jadi dijamin Halal. Dari situ kita langsung balik ke hotel. 
Aku sama Mala, Ita. Faizal, dan Akbar malem-malemnya keluar. Niatnya buat nyari toko, tapi ujung ujungnya malah gak beli apa-apa. Jadinya cuma enjoying the nite atmosphere and strolling around the city (gak city juga sih). Balik lagi ke hotel before 10 dan langsung beres-beres buat besoknya move to Miyagi Prefecture.
-----------

JAPAN DAY 3

Seperti biasa di pagi hari kami kumpul di Makuhari Hall untuk sarapan dan cek body temperature, tapi kali ini sambil geret geret koper karena kami mau pisah kota. Hiks. Kelopok C (Aku, Akbar, Faris) dan Kelompok D (Farah, Agus, Faizal) kebagian mengunjungi Miyagi Perfecture dan sekitarnya. Sedangkan Kelompok A (Ita dan Om Ridwan) Kelompok B (Mala dan Om Ridwan) kebagian ke Aichi Perfecture.
Kami berangkat ke Sendai, Miyagi dengan Tohoku Shinkansen (yeyelalal norak) menurut buku panduan peserta, nama keretanya Yamabiko131 Super Express. Kalau pakai mobil, bisa memakan waktu 8 jam (normal) antara Tokyo-Sendai, pakai shinkansen kita cuma memakan waktu sekita 2 jam. Jadi mayan lah bisa menghemat waktu.



Yang menarik waktu aku temui waktu di stasion ketika nunggu kereta yang mau ke Sendai adalah Budaya antri dan how they clean the train. Budaya antrinya lucu tapi keren. Ada dua line warna hijau sama merah, yang datang awal atau yang kedapetan jadwal kereta duluan ngantri di line yang merah yang datang akhir ngantri di yang hijau (apa kebalik yah, aku lupa). Kalau orang orang yang ngantri di redline udah pada masuk, orang orang yg di greenline pindah ke yang merah.

Antriannya tertib gak takut gak kebagian kursi (yah orang udah punya nomor kursi masing masing ko jadi ya selow aja) gak usah rebutan kaya disini nih (ih). Sebelum kereta datang ada cleaning service berjejer dipinggiran rel. Ketika kereta nyampe, para petugasnya megangin plasticbag buat sampah di pintu-pintu kereta. Penumpang yang keluar dari kereta pada bawa sendiri sampahnya. Ini banget kebiasaan yang harus dicontoh sama orang Indonesia jangan kebanyakan gaya. Setelah itu si petugas masuk ke kereta buat bersihin kereta (yang sebenernya udah bersih) dan itu cepet bangett kira kira cuma 7 menit.

courtesy: youtube
Sesampainya di Sendai, kami langsung menuju ke tempat makan siang dan bertemu dengan Nana-San yang super cantik dan kawaaaiii. Kami briefing sebentar karena setelah makasn siang kami akan melakukan courtesy call dengan Miyagi Perfectural Government.
image

Dari kantor Miyagi Perfectural Government kami mengunjungi Sendai Higashi Senior High School untuk melakukan school exchange. Sebelum masuk kedalam bangunan sekolah, seperti biasa kami mengganti sepatu kami dengan slipper yang telah disediakan. Disini kami berdiskusi dan melihat kegiatan ekskulnya bagaimana dan seperti apa. Maryam and the gengs kebagian ngeliat Magic Club (Klub belajar sulap) sama Kendo Club. Aku baru tahu kalau baju baja (gak tau namanya apa) yang dipake anak anak kendo itu mahal bangettt. Rata-rata mereka menyewa bajunya dan kalau yang punya sendiri berarti dia itu berarti anak holang kaya.

Yang menarik yang aku temuin selama school exchange ini adalah setiap anak sekolah dianjurkan untuk mengikuti salah satu kegiatan ekstrakulikuler dengan tujuan untuk melatih disiplin. Mereka bilang tujuan utama kami join a club itu bukan untuk berkompetisi melainkan untuk melatih kedisiplinan. Aku langsung mikir ketika kita belajar untuk berkompetisi maka ada kemungkinan untuk menghalalkan segara cara untuk memenangkan permainan, ketika kita belajar disiplin, secara gak langsung dia pribadinya sendiri sudah bermental juara bukan pecundang, karena hasil akan sebanding dengan usaha.

Lalu ada teman aku yang bertanya kenapa orang Jepang sangat mencintai negaranya dan kenapa sangat nasionalis. Jawabannya sangat mengejutkan. Mbak mbak jepangnya bilang gini (aku lupa lagi namanya siapa) Apa itu nasionalis? Siapa bilang kami mencintai Negara kami? Yang jelas kami sangat mencintai tempat dimana kami dilahirkan dan dibesarkan, dan kami sangat mencintai apa yang kami lakuka. Oke Noted. Semangat ini nih yang bikin Jepang maju dan disegani yang harus ditularkan ke pemuda-pemuda Indonesia.
Dari Sendai Higashi kami langsung ke hotel. Aku baru sadar kalau dari pagi kami memang belum check-in hotel. Sampai hotel kami langsung makan malam, briefing untuk besok, dan pembagian kamar. Aku sekamar sama Auzee dari Brunei Darussalam (Ciyeh!).

Ark Hotel Sendai Aoba  Dori
----
Dan ternyata aku cuma bisa update cerita untuk dua hari saja. Aku janji bakal melanjutkannya. Bye. Oyasuminasai minnasan (Literally)

You Might Also Like

0 comments