JENESYS 2015: AM I DREAMING? (PART 1) - MARYAM IN JAPAN

9:13 PM



Sekarang Maryam mau cerita tentang pengalaman Maryam selama di Jepang. Nama programnya Jenesys 2015. Maryam ke Jepang Gratis? YES Of Course gratis dong semuanya! mulai dari makan, transport, akomodasi, semuanya ditanggung sama Pemerintah Jepang, kecuali uang saku sih.. itu mah ditanggung masing masing. 
Ko bisa sih yam? Alhamdulillahnya Maryam terpilih jadi satu dari 10 delegasi Indonesia yang berangkat ke Jepang dan tentunya pake seleksi dong jadi kami kami ini bukan peserta “Titipan Bapak” (eh!) untuk proses seleksinya maryam bakal ceritain di part lain. 
Langsung aja yah..
Minggu 11 Oktober 2015 pukul 2 siang aku sampai di Bandara Soekarno Hatta dua jam lebih cepet dari meeting time. Maryam ke bandara dianter sama Ibu, Bapak, Tante dan Mang (beda banget waktu mau pergi ke china no one sent me to the Airport. Hiks). 
Pukul stengan 4 barulah delegasi delegasi lain bermunculan. Disini pertama kali Maryam ketemu sama delegasi lain selain Farah. FYI Farah itu satu almamater dan satu jurusan kuliahnya sama aku. Untuk delegasi dari Indonesia itu ada Agus Yusup (UNSOED), Faizal (UNPAD), Faris (UI), Mala (UNPAD), Ita (UI), Akbar (UNSRI), Om Agus dan Om Ridwan (Mahasiswa S2) Maryam (UIN Jakarta) dan Farah (UIN Jakarta). Ternyata anaknya pada seru dan gak jaim beda banget kalau ngobrol di chat grup, diem semua (termasuk aku) kecuali Agus sih yang lumayan suka berkoar koar di grup. Piss Gus! Hhe
image

Untuk soal barang bawaan mungkin aku yang paling banyak dan  yang paling rempong hahaha. Aku sih lebih seneng nyebutnya “prepare” than “rempong” hahha. Prinsip aku, selama aku masih bisa handle kenapa engga. Terus kenapa jadi kalian yang repot dan sibuk nertawain, memanfaatkan fasilitas dengan bagasi 23 kg x 2, kan kalau backpakeran mah mana bisa hhehehe. oke let’s skip that one.
Kami berangkat dari Bandara Soetta pukul 21.30. Aku dengan pakaian yang quite light and comfy ini udah siap banget buat bobo (anaknya pelor banget). Waktu itu Turbulencenya lumayan agak serem tapi tetep aku bisa tidur coba!. Sekitar jam 3 atau jam 4 aku bangun karena udah jadwalnya makan malem. Berasa dibangunin buat sahur. Makanannya lumayan enak dan rasanya masih bisa diterima lidah.

Kami sampai di Narita international Arirport pukul 7.30 (waktu Tokyo) after 7 hours on board ini masih seperti mimpi dan gak percaya kami bisa menginjakan kaki di Jepang. Kemarin malam kami masih di Jakarta dan pagi ini kami sudah berada di Narita Airport. Hamdanlillah wa syukurillah tak henti hentinya kami bersyukur.
Sekedar flashback, aku pernah bilang sama sahabat aku, Titi, waktu itu Maryam baru pulang dari China (sama ini juga exchange program) bulan Februari tahun 2014. Maryam bilang gini “ Met, Insya Allah Maryam tahun depan BAKAL ke Jepang.” Alhamdulillah Allah yang Maha Baik mengabulkan ucapan Maryam itu. Kalian percaya kan kalau perkataan itu sebagian dari doa? Yes, I do. Maryam bakal ceritain tentang “perkataan sebagian dari doa” hingga sampai ke Jepang di lain chapter.
Back to Narita Airport…
Ada cerita lucu sebenernya agak ngeselin sih tapi gak ngeselin banget ko dibandingin dengan “Jalan – jalan mewah” di jepang yang all provided by MOFA Japan. Kejadiannya itu pas lagi berhadapan dengan petugas imigrasi. Maryam kedapetan petugas imigrasi yang sedikit curious bout me hhaha a,k,a KEPO. Awalnya ditanya berapa hari tinggal di Jepang, aku jawab sepuluh hari. Ditanya lagi selama di Jepang tinggal dimana, aku jawab tinggal di hotel di Tokyo terus di terus tinggal di Miyagi prefecture. Mbak mbak imigrasinya keukeuh banget pengen tahu dimana alamat hotelnya, apa nama hotelnya, dan kami gak ada yang tau dimana kami bakal tinggal. Di Itenerary yang dikasih sama JICE belum ada nama-nama hotelnya. Terus aku bilang ke mbak imigrasinya kalau semua biaya hidup aku di Jepang ditanggung sama MOFA sambil nunjukin visa aku yang ada tulisan “Invited-MOFA (songong). 

Mbaknya tetep ngotot nanya lagi mau ngapain ke Jepang, aku mulai agak kesel sih terus aku bilang aku ikut JENESYS program sambil bilang ke mbaknya “Do you know this program? Have you ever heard about JENESYS?” jadi aku yang balik nanya ke mbak imigrasinya. Aku jelasin panjang lebar apa itu jenesys blablabla (dengan ditambah ke-sotoy-an aku). Sebenernya si mbaknya pengen nanya lagi tapi dia keliatannya udah agak lelah. Fiyuuhh akhirnya lolos imigrasi check nya. Japan I’m coming!

JAPAN DAY 1

Dari Narita Airport kami di jemput oleh pihak JICE dan pertama kalinya kami bertemu Chiba-san dan Hiro–san dan juga pertama kali bertemu dengan delegasi dari Brunei, Malaysia, Vietnam. Indonesia yang paling terakhir nyampe padahal waktu di Imgirsai Check kami barengan dengan delegasi dari Brunai dan Malaysia karena sempat ada insiden kecil, kami kehilangan OM RIDWAN!
Dari bandara kami langsung di ajak jalan jalan ke situs sejarah jepang. NARITASAN SHINSHOJI TAMPLE yang tidak jauh dari Narita International Airport.

(the gate to Naritasan Shinsoji Tample)
For your Information:
Naritasan Shinsoji Tample was erected in 940 B.C., this is a Buddhist temple with a thousand-year-plus history. Approximately 300 years ago, Naritasan Shinshoji Temple became a popular stop for pilgrims who prayed for safety, luck, and prosperity to bless their lives.
Today, there are more than 12 million visitors annually. It continues to be one of the most famous temples in Japan. Ceremonial prayers and rituals are performed by a priest several times throughout the day, and are open to the public. This ritual is intended to deliver the wishes of the people to Buddha.
Interestingly, this branch of practiced Buddhism originally came to Japan from China; therefore the ceremonies are full of fascinating rituals that have been practiced for many centuries.
Currently, at the start of the temple grounds is a three-storied pagoda decorated with bright colors. A large portion of the temple remains from the original structure built in the Edo period. Each building reflects the architectural style of the period in which it was built. Five of the structures have been designated as important national cultural properties.




This right is belong to Maryam Fauziyah(grand pagoda)






















Kesan pertama Maryam sama tempat ini adalah “Subhanallah bersih dan terawat banget!” Gak ada sampah berceceran dimana mana, even toiletnya aja bersih banget dan gak bau! Beda banget sama disini di negriku ini udah mah bayar, bau, kotor, “rujit” deuih apalagi toilet – toilet yang ada di tempat wisata yang berhubungan dengan alam.Ada cerita lucu lagi ketika kami di sekitaran Naritasan Tample. We almost get lost lho.. bersepuluh dengan super sotoy nya nyusurin jalan dan hasilnya NYASAR!. 

Modal peta dan nanya orang yang mostly gak bisa English dan bahasa jepang kami pun pas pasan banget, mau gak mau bahasa tubuhpun berbica. NO GPS bcos none of us have a net access!. Awalnya sempet ragu balik lagi ke tempat asal atau jangan. Tapi kalau balik lagi akan memakan banyak waktu dan otomatis kami bakal telat dari waktu berkumpul (orang jepang itu ontime) akhirnya nekatlah kami untuk terus berjalan ke depan sambil terus nanya-nanya. Dan akhirnya kami menemukan jalan yang benar. Alhamdulillah. Tapi sebelum itu kami penasaran ini jalannya bener apa engga dan kebetulan kami nemu tourist information center. Kami nanya ke mbak resepsionisnya dan ternyata bener Alhamdulillah. Sisa waktu kami tinggal 15 menit lagi dr information center ke meeting point itu cuma 2 menit. Berhubung ada wifi di information center kami memanfaatkan waktu yang singkat dan berharga itu untuk apalagi kalau bukan online! Aku langsung buka P*th dan Check in! (kelemahan anak zaman sekarang) dan tentunya ngabarin Ibu Bapak dong.
Dari meeting point kami jalan kaki sebentar ke restoran tempat kami lunch. Tema restorannya Japanese Traditional jadi kita harus copot sepatu karena duduknya lesehan.
Looks sooo yummyyyy..
Kesan pertama saat makan makanannya “eemm mungkin lidah kita belum cocok” (bahasanya agak di perhalus dikit).
Selesai lunch kami langsung meluncur ke hotel. Nama hotelnya Apa Hotel & Resort Tokyo Bay Makuhari yang terletak di Chiba-shi. Maryam sekamar sama Farah. Kamarnya kecil emang khas Jepang benget kalau kamarnya minimalis. Alhamdulillah bangett kita tidur di hotel Graatiiis!! Kami dapat waktu free time sekita 2 jam setengah. Aku manfaatin freetime itu buat beres-beres, mandi dan berendem (karena dari kemaren belum mandi).








(View from my room)
Jam 5 sore kumpul di lobi berdasarkan kelompok. Aku ada di kelompok C (Biru) country-mate nya Faris dan Akbar dan disini kami bertemu grup-mate dari Negara lain. Kami mulai kenalan satu persatu, tapi sorry to say aku belum bisa nginget nama namanya, apalagi barupertamakali ketemu, ma bad.
Dari lobby kita jalan kaki ke shopping mall sekitar hotel. 10 minutes by walk lah. Kita dinner di restoran tradisional jepang lagi yang mengharuskan buka sepatu dan diganti dengan slipper yang mereka sediakan. Alhamdulillah kenyang meskipun gak bisa makan ayam karena gak halal. Hiks
Setelah dinner kami balik lagi ke hotel buat acara opening dan orientasi program selama 9 hari kedepan. Aku acungin empat jempol lah buat commiteenya yang super sangat detail. Sampai hal hal kecil aja ditanyain. Dan satu lagi orang jepang itu sangat aware pake banget sama kesehatan, kami diingetin terus buat cuci tangan dan di cek temperature. Malem itu aku di cek temperature badan untuk pertama kali dan suhu tubuh aku 36,8 celcius sempat ketar ketir sih takut di deportasi hahaha (lebay) tapi ternyata yang lain juga sama kayak aku malah ada yang sampai 37,2 suhu tubuhnya.
Selesai orientasi kami balik lagi ke kamar. Ada waktu sekitar satu jam dari batas jam malamnya. Akhirnya kami cuma jalan jalan aja ke sekitar hotel karena took tokonya udah pada tutup. Yaudah kami balik lagi ke kamar, terus aku mandi dan tidur. Oyasuminasai!


















You Might Also Like

0 comments