all rights belong to owner
18th Asian Games has been ended a week ago, but the feel is still around us, isn't it?
-----
Hallo.
Karena
udah janji bakal bikin tulisan tentang Asian Games 2018 maka terjadilah tulisan
ini.
Desclaimer:
Tulisan ini dibuat berdasarkan pengalaman pribadi menjadi volunteer Asian Games
2018, dan segala yang ada dalam tulisan ini ditulis dari sudut
pandang saya sebagai volunteer.
Berkat
izin Tuhan, Alhamdulillah saya terpilih menjadi satu dari tiga belas ribu
volunteer di ajang Asean Games 2018 ini. Perjuangan menjadi seorang volunteer ini gak
semudah kamu memasak mie instant, ada tahapan-tahapan yang harus dilewati. Mulai dari pendaftaran, seleksi, training-training,, sampai akhirnya kami resmi menjadi
volunteer Asian Games 2018.
Perjalanan menjadi volunteer yang sebenarnya dimulai ketika kami mulai bertugas. Saya sendiri bertugas sebagai
Protocol Assistant di divisi International Relations and Protocol. Apa itu Protocol
Assistant? singkatnya Protocol assistant ini mempunyai tugas untuk mendampingi tamu-tamu VVIP negara yang diundang ke acara Asian Games 2018 selama mereka berada di Indonesia, one on one. Siapa sajakah
mereka? IOC (International Olympic Commitee) member, Olympic Council of Asia
(OCA) family, Presiden dan Sekjen dari NOCs (National Olympic Committee), Presiden dan Sekjen AF and IF. Dalam arti lain
kami volunteer - volunteer yang berada dibawah divisi IR&P ini mempunyai
tugas yang penting yaitu menjaga citra dan hubungan baik Indonesia dengan negara-negara
lain. Don't get me wrong, semua volunteer di divisi manapun juga mempunyai peranan
yang tak kalah pentingnya untuk menyukseskan acara besar ini.
Saya
sendiri bertugas sebagai Protocol Assistant Sekretaris
Jendral NOC Kyrgyztan, Mr. Salamat Ergeshov dan keluarga.
Mr. Salamat Ergeshov
Source: http://www.ocasia.org/
Buat kalian yang masih asing dengan Kyrgyztan, i'll give you a brief explanation about
Kyrgyztan. Kyrgyztan
merupakan sebuah negara cantik yang berada dikawasan Asia Tengah yang
berbatasan langsung dengan Kazakhstan, Uzbekistan, Tajikistan, dan China. Dulu
negara ini merupakan bagian dari Uni Soviet sampai akhirnya mereka memisahkan
diri pada tahun 1991, jadi untuk bahasa nasionalnya sendiri mereka menggunakan
Bahasa Kyrgyz dan Bahasa Rusia (please correct me if i'm wrong). Negara dengan ibukota Bishkek ini mempunyai luas wilayah yang tidak terlalu besar, populasinya pun kurang lebih sekitar enam juta jiwa. Seperti
tipikal negara asia tengah lainnya, negara ini juga mempunyai keindahan alam
yang luar biasa, dan tentunya juga sebagai negara penghasil manusia-manusia yang rupawan.
With Kyrgyz athlete.
Dokumen Pribadi
Back
to the topic, jadi kurang lebih selama 12 hari saya bertugas mendampingi Mr.
Salamat Eghesov dan keluarga selama mereka berada di Indonesia, dari mulai
penjemputan di Bandara, menemani kegiatan-kegiatan mereka seperti meeting, menonton pertandingan,
menemani mereka berekreasi mengelilingi Jakarta, belanja, sampai
dengan mengantar kembali ke Bandara. Blessed me, tamuku ini super baik sekali,
permintaannya gak aneh-aneh, dan always remind cool, well it was awesome!
Pernah sampai harus dempet dempetan di mobil karena mobil yang available cuma satu and they just said, "it's okay Maryam, you should come with us!" atau
beliau mau jalan kaki dari JCC ke Hotel Fairmont karena saya diminta beliau
untuk mendampingi Pak Menteri Olahraga Kyrgyztan (pastinya sama mobilnya juga)
ke suatu tempat. Padahal mungkin di negaranya beliau ini orang penting dan gak
pernah diperlakukan kaya gini. But here, during their stay, they still down to
earth. There is no words can describe how nice he is (and the family as well). See you in Bishkek, I promise i'll be there someday! Sayang banget saya gak sempat punya foto bareng sama mereka. Sure it made me sad till now TT. Jadi Protocol Assistant itu super fun yet challenging, kadang harus siap ketika tiba-tiba pak bos ini memutuskan untuk ganti arah tujuan, atau ganti jam untuk pergi kesuatu tempat. Pernah suatu ketika janjian diawal bakal pergi jam 3.30 PM dan pada saat itu masih sekitar jam 2.00 PM. Saya pikir saya masih punya satu jam untuk makan siang, lalu dengan santainya saya beli makan siang. Pas baru berapa suap tiba-tiba saya ditelpon untuk pergi sekarang dan itu sekitar pukul 2.40 PM, otomatis lari dong buat nemuin Pak Bos (anak PA pasti tau rasanya ini). Mungkin karena keliatan riweuh sambil bawa-bawa lunch box dan si Pak Bos ini liat, dia langsung bilang "Maryam, are you still on your lunch? Okay maryam just finish your lunch here, you dont need to come with me. Just sent me to JCC with the driver." mukanya ga bete sama sekali, like seriously. I knew his "bete" face btw. See! bos aku ini baik sekali, tapi ngerasa gak enak juga sih pas waktu itu karena gak bisa melakukan yang terbaik.
Di akhir beliau bilang "Maryam, come to Bishkek, and i'll find you many boyfriends!" LOL!. Btw he didn't believe that I'm 26 (rata-rata di Kyrgyztan orang menikah diusia 20-23an).
Di akhir beliau bilang "Maryam, come to Bishkek, and i'll find you many boyfriends!" LOL!. Btw he didn't believe that I'm 26 (rata-rata di Kyrgyztan orang menikah diusia 20-23an).
Tiap-tiap
Protocol Assistant mempunyai cerita masing-masing yang pastinya menarik untuk
diceritakan, karena tiap tamu itu tidak mungkin sama satu dengan yang lainnya.
Latar belakang, karakter, dan kebiasaan mereka yang berbeda membuat cerita
pengalaman kami sebagai Protocol Assistant ini pastinya akan berbeda. Being PA is another interesting life story to share.
----
Jadi
volunteer itu susah-susah gampang, kadang capek, kurang tidur, sampai masuk
angin, tapi justru itu yang bikin kangen. Apalagi jadi PA, kami dilatih untuk sabar
nunggu, pegel karena harus standby berjam-jam, pinter-pinter ngatur waktu untuk
solat dan makan, harus bisa bikin keputusan cepat, gercep, harus serba tau (anyway Mr. Salamat ini super ingin tau banget sama sejarah Indonesia, sistem pemerintahan, kebudayaan, dll tentang Indonesia), dan
gak gampang ngeluh (apalagi ngegas), apalagi kalau ditambah teman satu tim yang sering bikin
ngelus dada. Senyum udah harus jadi modal utama. Besides of tired day and
sleepless night, I'm very blessed because I was surrounded by precious people
whom always support each other backs.
Ada
cerita mengesankan menjadi seorang PA (seenggaknya menurut saya itu mengesankan hehe) diluar tugas utama aku assist Mr. Salamat. Berhubung tamu saya ini menginap di Fairmont jadi mau gak mau setiap hari harus
standby di Fairmont. Tidak hanya anak-anak protocol assistant yang bertugas
saja yang saya kenal, tapi juga volunteer-volunteer dari divisi lain, seperti
akomodasi, transportasi dan ADH (Arrival, departure and hospitality) yang sehari-harinya bertugas di Fairmont. Kami dekat satu sama lain (my fairmont fellas, miss you!) dan kami ini share
same interest apalagi yang cewek-ceweknya, gak lain gak bukan adalah nungguin
salah satu tamu VVIP idola para volunteer (termasuk staff hotel) pulang ke
hotel, Syed Saddiq, Menteri Pemuda dan Olah Raga nya
Malaysia. Tau lah yah siapa Syed Saddiq ini. Mas Gagah, sebutan kami (aku sih) untuk beliau. Tiap malem kami di
lobby nungguin iring-iringan Mas Gagah ini pulang ke hotel. Once, he came
back kita langsung baris di lobby deket pintu cuma buat ngeliat dia jalan ke
lift, dan itu aja udah bikin kami bahagia. Norak sih keliatannya, but it was interesting. (Mas Gagah ini cakep sih asli!).
Another Asian Games story.
Di Asian Games ini tugas saya tak hanya menjadi seorang Protocol Assistant. Di akhir-akhir kegiatan saya diperbantukan untuk menjadi VPA (Venue Protocol Attendant) karena tamu saya sudah pulang sebelum kegiatan ini berakhir. Dari awal saya belum mengerti tugas dan fungsi sebagai seorang VPA tapi intinya tugas VPA pun gak kalah berat dan sangat melelahkan. Salah satu tugas VPA selain mengarahkan tamu VVIP di venue dll, adalah menjaga VIP Longue. Pernah pada suatu ketika saya dibentak oleh tamu yang ingin menggunakan VIP Lounge di venue akan tetapi saya tidak mengizinkan beliau masuk karena beliau tidak mempunyai akses masuk dan pada saat itu pula president IOC, Mr. Thomas Bach akan mengunjungi VIP Lounge, jadi hanya beberapa orang saja yang mempunyai akses untuk masuk ke lounge. lalu apakah saya balik marah kepada orang tersebut karena telah membentak saya? Of course not, not at all, we need to remind calm, and SMILE. Volunteer uniform is our pride!. Seragam yang kami pakai ini berat sist!
Di Asian Games ini tugas saya tak hanya menjadi seorang Protocol Assistant. Di akhir-akhir kegiatan saya diperbantukan untuk menjadi VPA (Venue Protocol Attendant) karena tamu saya sudah pulang sebelum kegiatan ini berakhir. Dari awal saya belum mengerti tugas dan fungsi sebagai seorang VPA tapi intinya tugas VPA pun gak kalah berat dan sangat melelahkan. Salah satu tugas VPA selain mengarahkan tamu VVIP di venue dll, adalah menjaga VIP Longue. Pernah pada suatu ketika saya dibentak oleh tamu yang ingin menggunakan VIP Lounge di venue akan tetapi saya tidak mengizinkan beliau masuk karena beliau tidak mempunyai akses masuk dan pada saat itu pula president IOC, Mr. Thomas Bach akan mengunjungi VIP Lounge, jadi hanya beberapa orang saja yang mempunyai akses untuk masuk ke lounge. lalu apakah saya balik marah kepada orang tersebut karena telah membentak saya? Of course not, not at all, we need to remind calm, and SMILE. Volunteer uniform is our pride!. Seragam yang kami pakai ini berat sist!
Our PA and VPA fellas who always remind calm and smile in any conditions.
Jadi
volunteer Asian Games 2018 gak "seenak" yang dilihat di instastory. Banyak yang bilang "Enak yah Maryam mah bisa nonton ini gratis, nonton itu gratis, gak perlu
beli tiket, terlebih bisa nonton Super Junior Gratis!", Wow Baby, dibalik
instastory yang terlihat "indah" ada harga yang harus dibayar, ada drama yang harus dilalui, ada masalah yang harus diselesaikan, ada percikan
api yang harus dipadamkan, dan itu semua menjadi cerita yang menarik untuk dikenang oleh seorang
volunteer.
Selain
telah menjadi bagian dari sejarah, menjadi volunteer di ajang sekelas Asian
Games adalah mendapat banyak sekali pelajaran dan manfaat yang bisa diambil. Tak hanya bisa
melihat penampilan Super Junior dari dekat (well i was an elf and Siwon is my
bias). Well, watching Super Junior is a bonus. Tapi lebih dari itu menjadi volunteer di Asian Games ini kami diajarkan
untuk bersabar, menghargai tugas orang lain, belajar menjaga attitude, sampai bagaimana cara kita memperlakukan orang dengan baik dan jangan sampai
ada orang yang tersinggu dengan perilaku kita, bener kata orang kalau the world
is not about you!.
18th Asian Games telah berakhir dengan sukses tapi feelnya masih terasa sampai sekarang (masih baper kalau lewat kawasan senayan GBK dan sekitarnya). Tugas saya sebagai volunteer pun telah berakhir juga. Tinggal tugas saya sebagai warga negara untuk menjaga warisan-warisan yang ditinggalkan oleh Asian Games yang ke 18 belas ini.
18th Asian Games telah berakhir dengan sukses tapi feelnya masih terasa sampai sekarang (masih baper kalau lewat kawasan senayan GBK dan sekitarnya). Tugas saya sebagai volunteer pun telah berakhir juga. Tinggal tugas saya sebagai warga negara untuk menjaga warisan-warisan yang ditinggalkan oleh Asian Games yang ke 18 belas ini.
Terakhir
terimakasih banyak Asian Games 2018 karena telah memberikan saya life-time
experience yang luar biasa, no words can describe how proud I am to be a part of
this country's history. Terimakasih juga teman-teman seperjuangan, Volunteer
Asian Games 2018, kalian yang terbaik.
The Blues!
Regards,
a Proud 18th Asian Games Volunteer,
Maryam
Fauziyah
Energy
of Asia!
-----------
Cookies 1
Cookies 1
our Cuties-Mascot-babies Bhin-bhin, Atung, Kaka!
(Why they are bigger than me?)